Kamis, 16 Januari 2014

Komponen Elektronika Aktif dan Pasif

Diketahui bahwa komponen Elektronik itu banyak macamnya. Dari tabung Elektron yang besar sampai dengan komponen yang kecil seperti  SMD “Surface Mount Device” atau yg lebih dikenal dengan sebutan komponen Kutu. Untuk mengenal wajah seluruhnya butuh waktu yang lama dalam mempelajarinya. Pengetahuan untuk mengenal satu demi satu komponen elektronika memang penting sekali sebab ,kita tidak akan mungkin bisa menyusun rangkaian menurut skema dengan sempurna. Komponen-komponen elektronika dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan butuh atau tidaknya arus listrik dalam proses bekerjanya, yaitu komponen aktif dan komponen pasif.

Komponen aktif adalah komponen elektronika yang membutuhkan arus listrik agar dapat bekerja di dalam rangkaian elektronika. Yang termasuk dalam komponen aktif adalah transistor dan dioda. Sedangkan, komponen pasif adalah komponen elektronika yang dapat bekerja tanpa membutuhkan arus listrik. Contoh dari komponen pasif adalah resistor, kapasitor,Kristal dan transformator. Dalam rangkaian elektronika, biasanya dua jenis komponen ini digunakan bersama-sama

Disini akan diperkenalkan beberapa jenis komponen pasif  yang banyak digunakan dalam praktek sehari­-hari. Adapun Simbol elektronika perlu dikenal oleh para praktisi elektronika termasuk para tekhnisi atau orang yang mempunyai hobby di bidang elektronika. Simbol-simbol ini akan berguna ketika merancang suatu system rangkaian elektronika atau ketika melakukan analisa perbaikan peralatan elektronik.



Contoh Gambar sebuah skema rangkaian
Ketika merancang sebuah sistem dibuat model prototype dan didesain dalam bentuk gambar yang biasa disebut dengan skema diagram atau skema rangkaian. Di dalam skema rangkaian, komponen elektronika akan digambar dalam bentuk simbol sesuai standar yang dipakai. Penggambaran simbol elektronika dalam sebuah skema rangkaian akan mempermudah perancangan dan penganalisaan kerja setiap komponen dan kerja sistem secara keseluruhan. Dalam sebuah gambar skema Setiap komponen diwakili dengan 1 simbol serta kode notifikasi nilai berupa huruf dan angka.


Komponen elektronik mempunyai ukuran kekuatan, ukuran ini dinyatakan dalam berbagai cara, Umumnya dengan kode huruf, warna dan angka. Untuk menuliskan angka yang besar misalnya jutaan, puluhan juta dan juga menuliskan angka yang sangat kecil misalnya seperseribu, sepersepuluh juta akan butuh ruang terutama penulisan di atas komponen yang kecil. maka Industry Komponen menggunakan pengkodean ringkas berupa Huruf, Warna, dan Angka.

Kode Huruf dan Angka pada Kapasitor

Kode Warna pada Resistor dan Kapasitor
Penggunaan kode warna ini sangat menguntungkan terutama untuk komponen yang kecil­-kecil karena dengan gelang­-gelang warna, angka menjadi mudah terlihat dan tidak mudah terhapus.
Dibawah ini adalah beberapa komponen pasif   :

Resistor

Gambar jenis resistor warna ,SMD dan yang digunakan sebagai Jumper atau bypass

Bahan dasar resistor bisa berupa lilitan kawat dan karbon. Di pasaran ada berbagai macam resistor,dan digolongkan menjadi 2 jenis  antara lain Resistor tetap Dan yang dapat diubah, ada juga yang perubahan nilai tahanannya diatur automatis oleh cahaya atau oleh suhu.



Gambar 2 jenis resistor Tetap & Variabel

Resistansi resistor biasanya dituliskan dengan kode warna yang berbentuk budaran­ bundaran atau bisa juga gelang warna. Adapun satuan yang digunakan adalah OHM (Ω). suatu resistor ditandai dengan toleransinya, juga berupa gelang warna yang dituliskan setelah tanda resistansi.Parameter resistor berikutnya adalah besarnya daya maksimum yang diperkenankan melewatinya. Mengenai daya maksimum ini tidak diberikan tanda oleh pabriknya akan tetapi hanya dilihat dari demensinya saja. Resistor ada yang mempunyai kemampuan 1/8 Watt, 1⁄4 Watt, 1⁄2 Watt, 1 Watt, 2 Watt, 5 Watt dan sebagainya.

Gambar Tabel toleransi

Resistor Variable (VR)


Gambar Trimpot & Potensiometer
Nilai resistansi resistor jenis ini dapat diatur secara manual dinamakan potensiometer dan apabila pengaturan dilakukan dengan obeng dinamakan trimmer potensiometer (trimpot). Tahanan dalam potensiometer  terbuat dari bahan carbon dan ada juga dibuat dari gulungan kawat yang disebut potensiometer wire­wound,Biasa digunakan untuk pengaturan voltase tegangan tinggi.

Resistor Peka Suhu dan Cahaya


Gambar NTC (Negatif Temperatur Coefisien)

Nilai resistansi thermistor tergantung dari suhu. Ada dua jenis yaitu NTC (negative temperature coefficient) dan PTC (positive temperature coefficient). NTC resistansinya kecil bila panas dan makin dingin makin besar. Sebaliknya PTC resistensi kecil bila dingin dan membesar bila panas.
Gambar PTC (Positif Temperatur Coefisien)
Ada lagi resistor jenis lain ialah LDR (Light Depending Resistor) yang nilai resistansinya tergantung pada sinar / cahaya.

Gambar LDR (Light Dependen Resistor)
Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi.

Kapasitor (Kondensator)

Kapasitor dapat menyimpan muatan listrik, dapat meneruskan tegangan bolak balik (AC) tetapi dapat menyimpan arus DC, besaran ukuran kekuatannya dinyatakan dalam FARAD (F). Ada dua tipe kapasitor, yaitu polar dan nonpolar/ bipolar. Perbedaan dari keduanya adalah pada ketentuan pemasangan kaki-kakinya. Polaritas pada kapasitor dapat diketahui melalui label polaritas negatif atau positif  atau dengan melihat panjang-pendek kaki-kakinya, pada jenis SMD diberi tanda strip pada permukaan bidangnya. Pemasangan kapasitor polar ini harus sesuai dengan polaritasnya. Sementara, untuk pemasangan kapasitor nonpolar, tidak ada ketentuan pemasangan polaritas kaki-kakinya karena itu pula pada kapasitor nonpolar tidak ada label polaritasnya. kapasitor digunakan untuk:
1.Menyimpan muatan listrik
2.Mengatur frekuensi
3.Sebagai filter
4.Sebagai alat kopel (penyambung)
 
Gambar Kapasitor polaritas & SMD

Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah contoh jenis kapasitor polar. Rating tegangan kedua kapasitor tersebut rendah, yaitu 6.3 Volt – 35 Volt. Pada badan kapasitor tersebut tercetak label polaritas yang menunjukan polaritas kaki komponen yang sejajar dengan label polaritas tersebut.Kondensator dengan solid dialectric biasanya non polar, misalnya keramik, milar, silver mica, MKS (polysterene), MKP (polypropylene), MKC (polycarbonate), MKT (polythereftalate) dan MKL (cellulose acetate).

Gambar Kapasitor nonpolar & SMD
Kapasitor nonpolar memiliki rating tegangan paling kecil 50 Volt. Kapasitor nonpolar yang banyak digunakan biasanya memiliki rating tegangan 250 Volt atau lebih. Disamping nilai kapasitansi, kondensator mempunyai batas tegangan kerja maksimum yang diperbolehkan. Penulisan kapasitansi kapasitor memakai code angka tiga digit dengan satuan pF, sedangkan pada  elco angka desimal. Nilai kapasitansi kapasitor dipengaruhi oleh temperatur, diantara berbagai jenis kapasitor yang telah disebutkan di atas, jenis mica atau silver mica adalah yang paling tahan terhadap perubahan suhu.

Kapasitor Variable (VARCO)

Gambar Kapasitor Variabel

Kapasitor jenis ini biasanya digunakan di dalam rangkaian tuning radio. Nilai kapasitansinya relatif kecil, biasanya diantara 100pF dan 500pF. Nilai kapasitansi jenis kondensator ini dapat diatur secara manual biasa disebut Kapasitor Variabel (VARCO) dan pengaturan yang dilakukan dengan obeng dinamakan kapasitor trimmer.

Induktor (Coil)

Pada rangkaian DC, induktor dapat digunakan untuk memperoleh tegangan DC yang konstan terhadap fluktuasi arus. Pada rangkai AC, induktor dapat meredam fluktuasi arus yang tidak diinginkan. Ada jenis induktor yang desain fisiknya mirip dengan resistor. Nilai induktansinya dinyatakan dengan kode warna. Membaca kode warna pada induktor sama dengan membaca kode warna pada resistor dan kapasitor:
1.  warna pertama: angka pertama nilai induktansi
2.  warna kedua: angka kedua nilai induktansi
3.  warna ketiga: faktor pengali (pangkat dari sepuluh) dengan satuan µH
4.  warna keempat: toleransi
Induktor memiliki rating arus tertentu yang disebut stress ratio 60%.


Gambar berbagai jenis Induktor

Induktor adalah suatu gulungan kawat di atas suatu inti. Tergantung pada kebutuhan, yang banyak digunakan pada rangkaian  adalah inti udara dan inti ferrite. inductor juga disebut Coil, nilai induktansinya dinyatakan dalam satuan Henry (H). Induktor biasa digunakan :
1.Sebagai kumparan redam 
2.Sebagai pengatur frekuensi 
3.Sebagai filter
4.Sebagai alat kopel (penyambung)

Coil Variabel

Gambar Coil Variabel
Coil variabel adalah coil dengan induktansi yang dapat diubah-­ubah, perubahan dilakukan dengan memutar posisi inti ferrite. Coil semacam ini banyak digunakan pada osilator agar frekuensi dapat diatur-­atur, bentuk coil ini serupa dengan trafo IF.

Transformator (Trafo)

Transformator adalah dua buah kumparan yang dililitkan pada satu inti besi atau inti ferrite. dapat menaikkan dan menurunkan arus listrik AC (Step Up Step Down) tidak bekerja pada arus DC. Kumparan pertama disebut primer ialah kumparan yang menerima input arus Listrik, kumparan kedua disebut sekunder ialah kumparan yang menghasilkan output. Dalam elektronika, transformator banyak digunakan sebagai :
1.pengubah tegangan listrik (disebut Power Trafo)
2.Sebagai kopel

Gambar Macam-macam transformator
Kumparan primer dan sekunder dapat digulung secara terpisah atau dapat juga digulung bersusun. Gulungan primer dan sekundernya bisa berdiri sendiri­-sendiri atau dapat menjadi satu ini disebut autotrafo. Gulungan trafo diberikan TAP ditengah yang disebut trafo center tap ( CT ).
Trafo kopel digunakan untuk meneruskan listrik AC disertai perubahan impedansi. Kita ketahui bahwa gulungan kawat pada suatu inti tertentu, bila jumlah gulungannya berbeda, cenderung akan memberikan impedansi yang berbeda pula.  Seperti halnya pada power trafo, primer dan sekunder dapat digulung secara terpisah atau dapat juga digulung bersusun. Suatu trafo dengan tap bila gulungan sebelum tap dan sesudah tap symetris disebut bifilar, bila diberi dua tap disebut trifilar. Cara penggulungan trafo bifilar dilakukan dengan menumpuk dua kawat dan digulung bersama­sama, kemudian kedua ujungnya dihubungkan kembali (disolder). Penyambungan dilakukan sedemikian sehingga kedua gulungan sebelum dan sesudah tap mempunyai arah gulungan yang sama. Demikian juga untuk trifilar, dilakukan dengan menumpuk tiga kawat.

Kristal

Dalam rangkaian elektronik kristal banyak digunakan pada pembangkit frekuensi tinggi (osilator) agar frekuensi osilator dapat dipertahankan stabil, disamping frekuensi yang stabil, suatu osilator kristal mempunyai bandwidth yang sangat sempit.

Gambar Kristal & yg SMD
Untuk mendapatkan kristal dengan akurasi frekuensi yang tinggi agak sulit. Biasanya untuk frekuensi tinggi digunakan kristal dengan frekuensi dibawah selisi nilainya, selanjutnya pada osilator diberikan filter sehingga menghasilkan output harmonic­nya. Kristal yang bekerja pada frekuensi sesuai ketebalan kepingan kristal disebut kristal fundamental dan kristal yang bekerja 3 atau 5 kalinya disebut overtone. kristal juga digunakan sebagai filter.
Bersambung ke postingan selanjutnya……….!

2 komentar :

  1. terima kasih sob,semoga bermanfaat buat pemula

    BalasHapus
  2. artikel yg bgus banget,sangat membantu bagi yg maw blajar elektronika
    thanks gan

    BalasHapus